Jumat, 20 Januari 2017

Riset Ini Ungkap Hal Dikhawatirkan Terhadap Anak di Dunia Maya

Riset Ini Ungkap Hal Dikhawatirkan Terhadap Anak di Dunia Maya

Selular.ID
: 20/01/2017 13:20
Jakarta, Selular.ID – Dalam temuan terbaru yang dikeluarkan Norton Cyber Security Insights Report terungkap kekhawatiran orang tua tentang cyberbullying dan dunia online. Laporan bertajuk 2016 Norton Cyber Security Insights Report: Family Edition ini memaparkan pandangan orang tua terhadap cyberbullying dan langkah-langkah pencegahan yang perlu dilakukan untuk melindungi anak-anak mereka.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa ketika 49% orang tua di Indonesia memperbolehkan anak-anaknya yang berusia di bawah 11 tahun untuk mengakses internet, banyak dari mereka memiliki berbagai kekhawatiran. Misalnya, lebih dari 4 dari 10 (41%) orang tua di Indonesia yakin bahwa anak-anak mereka lebih mungkin untuk dibully di dunia online dibandingkan di dunia nyata.
Chee Choon Hong, Director, Asia Consumer Business, Symantec mengatakan saat ini anak-anak bukan lagi menghadapi ancaman fisik atau perlawanan secara langsung.
“Cyberbullying adalah isu yang sedang berkembang dan para orang tua sedang berupaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman ini. Kekhawatiran bagi banyak orang tua adalah cyberbullying tidak berhenti saat anak mereka pulang dari sekolah – selama anak mereka masih menggunakan perangkat, pelaku bully dapat terhubungkan ke mereka,” lanjut Chee.
Selain cyberbullying, kekhawatiran utama para orang tua adalah bahwa anak mereka mungkin mengunduh program yang berbahaya atau virus (72%), memberikan terlalu banyak informasi pribadi kepada orang yang tidak kenal (68%), terbujuk untuk bertemu dengan orang asing di dunia nyata (71%), melakukan aktivitas online yang membuat seluruh keluarga menjadi rentan (62%), membuat keluarga malu (61%) atau menghantui mereka di masa depan dengan prospek pekerjaan dan peluang masuk universitas (53%).
Norton Cyber Security Insights Report: Family Edition, menunjukkan bahwa para orang tua di Indonesia mulai menyadari bahwa cyberbullying dapat memberikan dampak buruk bagi anak-anak mereka dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dilakukan, sebagai contoh:
68% orang tua memilih untuk mengecek riwayat browser anak mereka
56% hanya memberikan izin untuk situs tertentu
6% hanya memberikan izin akses internet dengan pengawasan dari orang tua; 40% meninjau dan menyetujui semua aplikasi sebelum diunduh
32% memberikan akses internet hanya di area umum rumah
41% membatasi informasi yang bisa di posting anak mereka pada profil sosial media dan 34% menyiapkan kontrol orang tua melalui home routers.
Sejurus dengan itu, Chee mengatakan satu temuan yang menarik dari survey tersebut adalah bahwa para orang tua dari beberapa negara yang menerapkan tindakan-tindakan pencegahan yang paling ketat, mengalami insiden cyberbullying terendah. Survei ini mengungkapkan bahwa 4% orang tua di Indonesia tidak mengambil tindakan apapun untuk melindungi anak mereka saat online.
“Banyak para orang tua yang masih tidak tahu cara mengenali tanda-tanda cyberbullying dan hal apa saja perlu dilakukan jika anak-anak mereka mengalaminya. Langkah pertama bagi semua orang tua adalah mengedukasi diri mereka sendiri tentang tanda-tanda cyberbullying dan mempelajari cara berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak mereka” tandasnya.
Artikel Asli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar