ISIS Hancurkan Teater Kuno Romawi di Palmyra
Liputan6.com
Tanti Yulianingsih
Diterbitkan : 20/01/2017 18:20
Diperbarui : 20/01/2017 18:55
Diperbarui : 20/01/2017 18:55
Liputan6.com, Damaskus - Militan ISIS dilaporkan telah menghancurkan bagian dari amfiteater Romawi di kota kuno Palmyra, Suriah. Informasi tersebut disampaikan oleh pejabat Damaskus.
"Fasad amfiteater abad kedua dan monumen empat sisi yang disebut Tetrapylon itu telah hancur," demikian dilaporkan media pemerintah yang dikutip dari BBC, Jumat (20/1/2017).
Militan tersebut merebut kembali situs arkeologi Warisan Dunia UNESCO itu pada Desember 2016 dari pasukan pemerintah.
ISIS sebelumnya menguasai situs kuno itu selama 10 bulan hingga Maret 2016.
Kelompok ini diketahui telah menghancur monumen lain sebelum mereka dipaksa keluar oleh serangan pemerintah yang didukung Rusia.
Kelompok tersebut merebut kembali situs arkeologi yang terdaftar di Unesco itu pada Desember 2016 dari pasukan pemerintah.
Kepala bagian barang antik Suriah, Maamoun Abdulkarim, menegaskan kehancuran terbaru itu kepada kantor berita Reuters. Kendati demikian mereka tak mengatakan kapan tepatnya perusakan terjadi.
Pada Kamis 19 Januari, sebuah kelompok pemantau mengatakan ISIS juga memenggal empat orang dan menembak delapan orang lainnya di luar sebuah museum dekat dengan situs arkeologi itu.
Para militan sebelumnya juga telah melakukan pembunuhan di bangunan amfiteater Romawi itu.
Saat ISIS merebut situs kuno dan kota terdekat yang dikenal secara lokal sebagai Tadmur pada Desember 2016 lalu, 2 bangunan kuno dilaporkan masih dalam kondisi utuh.
"Fasad amfiteater abad kedua dan monumen empat sisi yang disebut Tetrapylon itu telah hancur," demikian dilaporkan media pemerintah yang dikutip dari BBC, Jumat (20/1/2017).
Militan tersebut merebut kembali situs arkeologi Warisan Dunia UNESCO itu pada Desember 2016 dari pasukan pemerintah.
ISIS sebelumnya menguasai situs kuno itu selama 10 bulan hingga Maret 2016.
Kelompok ini diketahui telah menghancur monumen lain sebelum mereka dipaksa keluar oleh serangan pemerintah yang didukung Rusia.
Kelompok tersebut merebut kembali situs arkeologi yang terdaftar di Unesco itu pada Desember 2016 dari pasukan pemerintah.
Kepala bagian barang antik Suriah, Maamoun Abdulkarim, menegaskan kehancuran terbaru itu kepada kantor berita Reuters. Kendati demikian mereka tak mengatakan kapan tepatnya perusakan terjadi.
Pada Kamis 19 Januari, sebuah kelompok pemantau mengatakan ISIS juga memenggal empat orang dan menembak delapan orang lainnya di luar sebuah museum dekat dengan situs arkeologi itu.
Para militan sebelumnya juga telah melakukan pembunuhan di bangunan amfiteater Romawi itu.
Saat ISIS merebut situs kuno dan kota terdekat yang dikenal secara lokal sebagai Tadmur pada Desember 2016 lalu, 2 bangunan kuno dilaporkan masih dalam kondisi utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar