Mesir Bukan Pemilik Piramida Terbanyak
Beritagar.id
Yoseph Edwin
Diterbitkan : 28/11/2016 08:34
Diperbarui : 29/11/2016 11:54
Diperbarui : 29/11/2016 11:54
Berbicara
tentang piramida, bisa dipastikan negara Mesir langsung mencuat dalam
pikiran. Namun, piramida bukanlah milik eksklusif Mesir. Bahkan, negara
di Afrika Utara itu bukanlah pemilik piramida terbanyak.
Ternyata rekor piramida terbanyak adalah milik negara Afrika Utara lainnya, Sudan. Dilansir dari Science Alert(27/11), Sudan diketahui memiliki 255 piramida, sementara di Mesir hanya ada 138 piramida.
Selain itu, meskipun berbatasan langsung dengan Mesir, namun pembuat bangunan piramida di Sudah bukanlah pengembara dari negara Firaun tersebut.
Piramida di Sudan dibangun oleh anggota Kerajaan Kush. Peradaban kuno yang memerintah daerah sepanjang Sungai Nil dari 1070 SM sampai 350 Masehi.
Meskipun bangsa Kush baru mulai membangun piramida sekitar 500 tahun setelah orang Mesir, kedua budaya tersebut menggunakan bangunan tersebut untuk tujuan yang sama, yaitu untuk memakamkan kerabat yang telah meninggal.
"Sama seperti orang Mesir, bangsa Kush memakamkan orang yang tingkat sosialnya tinggi di bawah piramida tinggi hal ini mungkin dilakukan untuk membantu jiwa mereka mencapai langit," ujar Fiona MacDonald dikutip dari Science Alert (26/5/15).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa secara struktural, bangunan piramida di Sudan dan Mesir sangat berbeda. Piramida milik bangsa Kush jauh lebih curam dan sempit, dan memiliki permukaan batu bertumpuk. Bentuk seperti ini bertentangan dengan permukaan halus dari piramida Mesir, serta bentuk limas yang lebih luas.
Rata-rata piramida Kush memiliki tinggi kira-kira 6 sampai 30 meter, sedangkan rata-rata piramida Mesir memiliki tinggi 138 meter.
Selain perbedaan, piramida Kush juga memiliki kemiripan dengan piramida kuno lainnya di Mesir. Cirinya adalah keberadaan pintu masuk yang sama-sama menghadap ke arah matahari terbit. Piramida Kush juga mendapat pengaruh dekorasi khas Yunani dan Romawi seperti yang dimiliki piramida di Mesir.
Situs bersejarah ini ditemukan terkubur dalam pasir pada 1834 oleh penjelajah Italia, Giuseppe Ferlini. Dilansir dari laman Unesco (organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB), piramida tersebut terletak di kota kuno Meroe yang dulunya adalah pusat penguasa kerajaan Kush tinggal.
Dari fakta keberadaan 200 piramida di Meroe dari total 255 piramida yang ada di Sudan, menunjukkan bahwa pada masa kejayaannya kota ini merupakan kota besar. Area tersebut juga merupakan salah satu peradaban paling awal di wilayah Sungai Nil.
Karena keindahan dan nilai sejarah yang dimiliki, kini Meroe disahkan sebagai situs warisan dunia Unesco. Sayangnya, karena situasi politik di Sudan yang kurang kondusif, potensi wisata ini belum banyak dilirik, seperti dilansir dari Viva.co.id (15/5/15).Penduduk setempat mengatakan hanya ada beberapa wisatawan, dan unta putih yang mendatangi situs. Para penjaga keamanan yang bertugas di area tersebut juga hanya sejumlah kecil orang saja.
Data pemerintah Sudan menambahkan hanya ada sekitar 15.000 wisatawan per tahun yang datang ke negara tersebut.
Ternyata rekor piramida terbanyak adalah milik negara Afrika Utara lainnya, Sudan. Dilansir dari Science Alert(27/11), Sudan diketahui memiliki 255 piramida, sementara di Mesir hanya ada 138 piramida.
Selain itu, meskipun berbatasan langsung dengan Mesir, namun pembuat bangunan piramida di Sudah bukanlah pengembara dari negara Firaun tersebut.
Piramida di Sudan dibangun oleh anggota Kerajaan Kush. Peradaban kuno yang memerintah daerah sepanjang Sungai Nil dari 1070 SM sampai 350 Masehi.
Meskipun bangsa Kush baru mulai membangun piramida sekitar 500 tahun setelah orang Mesir, kedua budaya tersebut menggunakan bangunan tersebut untuk tujuan yang sama, yaitu untuk memakamkan kerabat yang telah meninggal.
"Sama seperti orang Mesir, bangsa Kush memakamkan orang yang tingkat sosialnya tinggi di bawah piramida tinggi hal ini mungkin dilakukan untuk membantu jiwa mereka mencapai langit," ujar Fiona MacDonald dikutip dari Science Alert (26/5/15).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa secara struktural, bangunan piramida di Sudan dan Mesir sangat berbeda. Piramida milik bangsa Kush jauh lebih curam dan sempit, dan memiliki permukaan batu bertumpuk. Bentuk seperti ini bertentangan dengan permukaan halus dari piramida Mesir, serta bentuk limas yang lebih luas.
Rata-rata piramida Kush memiliki tinggi kira-kira 6 sampai 30 meter, sedangkan rata-rata piramida Mesir memiliki tinggi 138 meter.
Selain perbedaan, piramida Kush juga memiliki kemiripan dengan piramida kuno lainnya di Mesir. Cirinya adalah keberadaan pintu masuk yang sama-sama menghadap ke arah matahari terbit. Piramida Kush juga mendapat pengaruh dekorasi khas Yunani dan Romawi seperti yang dimiliki piramida di Mesir.
Situs bersejarah ini ditemukan terkubur dalam pasir pada 1834 oleh penjelajah Italia, Giuseppe Ferlini. Dilansir dari laman Unesco (organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB), piramida tersebut terletak di kota kuno Meroe yang dulunya adalah pusat penguasa kerajaan Kush tinggal.
Dari fakta keberadaan 200 piramida di Meroe dari total 255 piramida yang ada di Sudan, menunjukkan bahwa pada masa kejayaannya kota ini merupakan kota besar. Area tersebut juga merupakan salah satu peradaban paling awal di wilayah Sungai Nil.
Karena keindahan dan nilai sejarah yang dimiliki, kini Meroe disahkan sebagai situs warisan dunia Unesco. Sayangnya, karena situasi politik di Sudan yang kurang kondusif, potensi wisata ini belum banyak dilirik, seperti dilansir dari Viva.co.id (15/5/15).Penduduk setempat mengatakan hanya ada beberapa wisatawan, dan unta putih yang mendatangi situs. Para penjaga keamanan yang bertugas di area tersebut juga hanya sejumlah kecil orang saja.
Data pemerintah Sudan menambahkan hanya ada sekitar 15.000 wisatawan per tahun yang datang ke negara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar